Tiga Hal Penting Sebelum Berbisnis
Vera Herlina, Partner of Management & Technology Services
=====================================================================================================================
Anda sedang mencari peluang bisnis? Bingung mau menjual apa? Adakah rasa takut atau kuatir bagaimana kalau tidak laku dan merugi? Dekade terakhir ini minat untuk menjadi entrepreneur sangat besar di kalangan anak muda. Banyak yang memilih berbisnis daripada bekerja. Ada pula yang bekerja dahulu untuk mencari pengalaman lalu mulai berbisnis. Sebagian juga ada yang langsung terjun ke dunia bisnis ataupun langsung melanjutkan bisnis milik orangtua.
Definisi bisnis adalah menjual barang atau jasa kepada konsumen atau kepada bisnis lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan laba. Prinsip ekonomi dalam bisnis adalah bagaimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (maksimal).
Berusaha untuk mulai berbisnis bukanlah hal yang mudah namun juga bukan hal yang terlalu sulit. Memang berbisnis kelihatannya jauh lebih memusingkan daripada sekedar menerima gaji. Namun hasil yang didapat juga bisa bervariasi, bisa kurang dari gaji Anda selama ini ataupun bisa juga melampaui penghasilan tetap Anda dalam bekerja. Intinya berbisnis berarti berani untuk mengambil resiko. Sebagian orang yang kurang berani mengambil resiko namun ingin berbisnis biasanya mengambil dua jalur. Tetap bekerja dan menerima gaji tetap sambil mencicil membuka bisnis.
Berbisnis memang harus dipikirkan matang-matang. Jika sudah bulat tekad Anda untuk berbisnis, maka mulailah pikirkan apa yang hendak Anda lakukan. Pada fase awal sebelum memulai bisnis, tidak perlu lari kepada hal-hal teknis yang sangat detail atau terinci. Tapi mulailah dengan 3 pertanyaan penting berikut ini.
1. Apakah tujuan Anda berbisnis?
Tujuan berbisnis sangat penting untuk masa yang akan datang. Tanpa tujuan yang jelas, maka bisnis akan mati. Jika Anda berbisnis sekedar mendapatkan tambahan penghasilan disamping pekerjaan tetap yang Anda miliki tentu akan berbeda dengan orang yang benar-benar mau menggantungkan hidupnya pada bisnis. Jika bisnis kecil bercita-cita akan jadi bisnis besar pada suatu hari kelak, maka akan tetap diperlukan fokus dalam mengerjakannya walau saat memulai hanya sampingan. Sebab pada ujungnya nanti akan menyedot waktu dan perhatian Anda sehingga Anda akan sampai pada satu titik dimana Anda harus memilih: tetap bekerja pada orang lain atau meninggalkan pekerjaan dan membesarkan bisnis?
2. Berapakah modal yang Anda punyai?
Dari besarnya modal, kita sudah dapat tentukan dapat berbisnis apa yang terjangkau dengan modal kita. Dengan modal 5 juta rupiah misalnya, Anda bisa mulai berbisnis makanan yang dibuat di rumah sendiri, menjual asesoris perhiasan imitasi, menjalankan bisnis dropshipping ataupun brokerage dengan Anda menjadi perantara saja antara penjual dan pembeli dan hanya membutuhkan uang untuk menalangi pembelian sementara dan sebagainya. Kecuali jika modal Anda tak terbatas, Anda dapat dengan bebas memilih bisnis apa yang Anda inginkan. Bisakah dengan modal yang lebih kecil? Tentu bisa. Berapapun modal Anda bisnis bisa dimulai. Bagaimana jika tanpa modal? Jenis bisnis tanpa modal sebenarnya tidak ada. Walau sedikit pasti ada yang harus dikeluarkan. Misalkan Anda menjual kue yang diambil dengan konsinyasi dari orang lain. Anda tetap memerlukan uang transport untuk mengedarkan kue tersebut bukan? Jika Anda menjadi agen penjual properti, Anda juga tetap memerlukan uang transport dalam melaksanakan pekerjaan Anda. Semuanya tetaplah dikatakan sebagai modal. Jika Anda berbisnis blog dan bermain di dunia maya, Anda tetap memerlukan uang untuk biaya internetan Anda.
3. Kemampuan apakah yang Anda miliki?
Jika Anda sebagai satu-satunya sumber daya manusia dalam awal bisnis ini maka tentu bisnis akan sangat bergantung pada kemampuan Anda. Kemampuan nomor satu yang diperlukan adalah kemampuan menjual. Kemampuan-kemampuan lainnya tidak akan berguna jika tidak bisa menjual. Jika Anda orang yang suka bersosialisasi, akrab dengan sosial media, senang untuk bercerita dan banyak bicara, maka ini bisa menjadi modal utama untuk mulai menjual sesuatu. Bagaimana jika tidak punya kemampuan menjual? Mungkin partnership dapat Anda pertimbangkan.