Personality dan Leadership Habits
Fadjar Ari Dewanto/Editor in Chief VMN/BL/Partner of Business Advisory Services, Vibiz Consulting. Penulis Leadership (4 Februari 2020)
=====================================================================================================================
Keahlian memimpin menurut saya adalah satu series kebiasaan dalam memimpin (leadership habits). Penguasaan leadership habits ini memerlukan ketekunan untuk memilikinya, terutama saat berbenturan dengan kepribadian (personality). Untuk mengidentifikasi keterampilan kepemimpinan mana yang akan dicapai, kita harus terlebih dahulu memahami konsep ciri-ciri kepribadian. Inti dari konsep ini adalah menjawab pertanyaan klasik: apakah kita bertindak dengan cara yang sama dalam setiap situasi atau apakah perlu mengubah perilaku berdasarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar kita?
Ciri-ciri kepribadian terlihat pada pola perilaku yang stabil yang menentukan pribadi seseorang: beberapa orang introvert, yang lain ekstrovert. Ada yang ramah, ada yang suka membantah. Ciri-ciri kepribadian secara genetis memiliki kecenderungan dan sebagian besar menurut penelitian tetap tidak berubah sepanjang hidup kita. Seringkali kita tidak menyadari pengaruh kuat mereka pada kita, seperti kebiasaan, pola perilaku yang muncul dari sifat kepribadian tidak kita sadari.
Membahas tentang kepribadian merupakan diskusi yang menarik, apalagi saat membicarakannya dalam kelompok yang sudah saling mengenal dengan dekat. Dalam banyak pelatihan dan motivasi yang saya lakukan bagi banyak organisasi, mengenal kepribadian kita menjadi organisasi solid karena kebutuhan satu dengan yang lain dan peserta seperti berkaca apa yang menjadi kekuatannya dan apa yang menjadi kelemahannya.
Ketika kita bertindak sesuai dengan sifat kepribadian kita, perilaku kita terasa alami dan tanpa usaha. Kita dapat berperilaku berbeda jika kita memilih untuk – introvert dapat bertindak seperti ekstrovert, tetapi melawan sifat kita membutuhkan upaya dan sulit untuk mempertahankannya.
Di Universitas Virginia, peneliti mempelajari apa yang terjadi ketika orang bertindak bertentangan dengan sifat kepribadian mereka. Dalam percobaan ini, para peneliti menugaskan mahasiswa ke dalam dua kelompok berdasarkan kepribadian mereka — ekspresif dan tidak ekspresif. Mereka yang berada dalam kelompok ekspresif memiliki sifat-sifat yang membuat mereka cenderung untuk bertindak dengan cara yang hidup dan dramatis. Mereka yang berada dalam kelompok tidak ekspresif cenderung memiliki perilaku datar dan tidak emosional. Mereka mengekspresikannya terbalik, mahasiswa yang ekspresif diminta bertindak kaku. Mahasiswa yang tidak ekspresif bertindak penuh animasi. Kelompok ketiga adalah mahasiswa yang menonton video ini dan menilai ekspresi dari teman-teman mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang ekspresif selalu dinilai lebih beranimasi daripada siswa yang tidak ekspresif, bahkan ketika mencoba untuk bertindak kaku, sementara siswa yang tidak ekspresif selalu dinilai lebih banyak kaku daripada siswa yang ekspresif, bahkan ketika mencoba untuk bertindak ekspresif.
Contoh uji coba ini bisa kita terapkan dalam keterampilan memimpin kita, sebagai contoh seorang pemimpin harus terbiasa memberikan arahan (direction), menjelaskan dengan gamblang (clear direction) sehingga seluruh organisasi berjalan ke arah yang tepat. Keterampilan memberikan clear direction ini kalau sudah menjadi kebiasaan akan mudah melakukannya. Tapi bayangkan keterampilan ini mesti dilakukan oleh seorang yang sedikit berbicara dan belum menjadi kebiasaan menjelaskan dengan gamblang. Diesinilah kita mengetahui keterampilan ini memerlukan latihan untuk menjadi kebiasaan.