Go-Pay, Upaya Dukung Ekonomi Digital Indonesia
Ruth Berliana/ Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting
=====================================================================================================================
Financial Teknologi (FinTech) sedang berevolusi dan Go-Jek telah menjadi salah satu pemainnya. Go-Jek dengan Go-Pay-nya, sedang sangat popular pada minggu terakhir tahun 2018 yang baru saja kita tinggalkan. Terutama dengan adanya Go-Pay Pay Day di banyak tempat makan. Pengunjung dapat membeli makanan dengan cashback maksimal 50% hingga maksimal dua puluh ribu rupiah. Belum lagi belanja di toko ritel tertentu dengan ketentuan sejenis membuat pelanggan pun sangat semangat berbelanja sambil mengakhiri tahun.
Sejak Mei lalu, Go-Pay memang telah resmi menghadirkan fitur QR Code sehingga para pengguna Go-Pay dapat melakukan transaksi offline. Saya sudah mencobanya beberapa kali dan saya sependapat jika dikatakan sistem pembayaran ini akan sangat membutuhkan pelanggan. Tidak usah susah membawa uang tunai dan tidak perlu sibuk untuk menukarkan uang dengan pecahan yang lebih kecil. Selain itu, saya tidak perlu repot mengingat transaksi saya sebab semuanya sudah otomatis terdata dalam akun saya. Ini sangat membantu. Selain itu, banyak terobosan juga dilakukan sehingga Go-Pay dapat memfasilitasi berbagai pembayaran, seperti pembayaran berbagai jenis tagihan sampai menyalurkan bantuan kemanusiaan berkat teknologi kode QR.
Hal ini jelas berpotensi untuk menggerakkan roda perekonomian daerah. Dengan adanya kemudahan pembayaran ditambah dengan embel-embel cashback dan discount, otomatis membangkitkan keinginan masyarakat untuk bertransaksi.
Go-Jek adalah salah satu perusahaan lokal yang akan sangat berperan dalam menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN. Hal ini pernah disampaikan Presiden Jokowi dalam BTN Digital Start Up Connect 2018 di Balai Kartini pada bulan lalu. Ekonomi digital di Indonesia pada 2017 telah menyumbang 7,3 persen pada PDB Indonesia sementara pertumbuhan ekonomi RI pada 2017 sebesar 5,1 persen. Presiden Jokowi tidak hanya menyoroti pengembangan ekonomi digital tetapi juga meminta kepada Badan Ekonomi Krearif (Bekraf) untuk mensinergikan antara perkembangan industri kreatif offline dengan yang online. “Ekosistem tidak hanya di online saja, di offline-nya juga harus digarap. Dua-duanya harus (bekerja sama) berkolaborasi. Enggak bisa hanya yang urusan online saja,” demikian disampaikan Presiden Jokowi.
Teknologi memang tidak dapat diabaikan. Mereka yang memasukkan unsur teknologi ke dalam bisnisnya, tentulah akan semakin berkembang pesat dan Go-Pay telah menjadi masa depan bagi Go-Jek. Walaupun tidak mudah perjuangan Go-Jek untuk menambah jumlah pengguna Go-Pay. Saya memiliki teman-teman yang enggan menggunakan layanan Go-Pay, walaupun melalui Go-Pay seringkali para pengguna mendapatkan potongan harga atas penggunaan layanan Go-Ride. Namun, Go-Pay Pay Day telah berhasil meluluhkan hati mereka hingga menjadi pengguna Go-Pay. Kelihatannya, langkah-langkah yang Go-Jek lakukan untuk mempopulerkan Go-Pay mulai nampak. Nadiem Makarim, CEO Go-Jek pernah mengemukakan saat The Global Mobile Internet Conference 2017 bahwa ia berharap “tahun 2018 adalah tahunnya Go-Pay.”
Sejak Januari hingga September tahun lalu, transaksi pembayaran non tunai di Indonesia mencapai Rp31,26 triliun atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan rentang waktu yang sama pada tahun 2017, yakni sebesar Rp12,37 triliun. Angka-angka ini adalah uang yang bisa dikonversi menjadi peluang keuntungan bisnis, termasuk platform pembayaran digital seperti Go-Pay.