The Road of Success, from Follower to Leader
Vera Herlina, Partner of Management and Technology Services
=============================================================================================================================
Kita seringkali mendengar pepatah lama yang dikatakan oleh Aristotle “He who cannot be a good follower cannot be a good leader.” Saya setuju dengan perkataan ini bahwa benar, tidak mungkin menjadi seorang pemimpin jika tidak pernah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pengikut yang baik. Hal ini sangat terbukti dalam perjalanan karir seseorang. Logikanya saja, bahwa tidak mungkin ada promosi jabatan bagi seseorang yang tidak layak dipromosikan, bukan? Dalam posisi apa ia dinilai untuk sebuah jabatan yang lebih tinggi? Adalah saat posisinya sedang menjadi bawahan seseorang!
Dalam jenjang karir, banyak contoh sukses orang yang merangkak dari bawah hingga menjadi seorang CEO. Di Indonesia, Houtman Zainal Arifin misalnya, dari seorang office boy hingga berhasil menjadi seorang Vice President di Citibank. Di luar negeri, cukup banyak yang memulai karirnya dari bawah hingga menjadi seorang CEO. Sebagai contoh Dan Adler, John Borghetti, dan Jim Skinner adalah orang-orang yang memulai pekerjaannya dari menjadi pengikut hingga menjadi pemimpin.
Mungkin di perusahaan Anda pun banyak orang yang akhirnya berhasil dalam karir. Apa rahasianya? Mengapa mereka berhasil?
Mereka punya kesamaan yang membawa mereka pada jalan kesuksesan.
Menghargai posisi mereka sebagai follower, tidak menggerutu/ mengeluh dengan posisi mereka saat itu
Mempelajari apa saja yang bisa mereka pelajari
Meningkatkan potensi diri semaksimal mungkin di setiap kesempatan yang datang
Bekerja keras dan always do the best
Punya mimpi/visi ke depan bagi dirinya sendiri
Inilah satu hal yang perlu Anda pahami bahwa menjadi seorang leader memang diinginkan semua orang. Tapi jalannya adalah melalui Followership. Melalui kepengikutan yang berkualitas! Bahkan seorang anak pengusaha pun banyak yang dididik orang tuanya sebagai seorang pegawai lebih dulu sebelum dipercaya menjadi seorang penerus bisnis. Anak yang manja tentu sangat ingin tidak melewati proses ini dan hanya mau menikmati fasilitas. Tapi orang yang bijak akan menyadari bahwa semua proses berguna kelak bagi masa depannya.
Selain hal-hal di atas, maka saya memperhatikan sebuah karakter penting yang juga harus dimiliki. Sebagai seorang follower maka satu karakter utama yang sering dilupakan adalah kerendahan hati. Rendah hati akan membuat follower dapat tunduk pada atasan dan menjadi seorang yang helpful. Tidak ada orang yang sombong dan arogan mau menolong orang lain. Kerendahan hati juga akan membuat seseorang tidak malu bertanya dan mau belajar dari orang lain. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat membuat kompetensi Anda semakin bertambah-tambah dan mendapatkan ilmu atau keterampilan dari berbagai sumber. Orang yang rendah hati juga tidak keberatan bila ditegur dan diajari rekan-rekan kerjanya atau atasannya bila melakukan kesalahan. Ini memang karakter emas yang wajib menjadi karakter pengikut.
Sadarilah dimana posisi Anda sekarang, maka itulah titik yang tepat untuk mulai meloncat menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang. Kesuksesan dimulai dari mana? Dari sekarang!
Semoga sukses!