Distorsi Komunikasi
Vera Herlina, Partner of Management and Technology Services
=====================================================================================================================
Sering mengalami kesalahpahaman? Pesan Anda tidak sampai kepada penerima pesan secara utuh? Atau bahkan mungkin sama sekali pesan tidak diterima? Semua kita pasti pernah mengalami hal ini. Tidak bisa kita pungkiri komunikasi adalah satu-satunya cara untuk mengirimkan dan mendapatkan informasi, pesan, berita. Seiring dengan perkembangan jaman, ada berbagai macam media komunikasi saat ini, namun semuanya memiliki kesamaan bahwa komunikasi mudah sekali terjadi distorsi. Distorsi komunikasi atau gangguan dalam berkomunikasi adalah suatu hal yang sangat umum terjadi dan mudah untuk menimbulkan kesalahpahaman. Kalau sudah salah paham, buntutnya bisa panjang, bahkan bisa fatal.
Untuk menghindari terjadinya distorsi komunikasi atau paling tidak mengurangi distorsi, maka tentu ada hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini tips-tips yang mungkin dapat Anda praktekkan.
1. Pemilihan Media
Pemilihan media haruslah berdasarkan urgensi dan lamanya respons yang diinginkan. Gunakan media yang tepat dalam berkomunikasi, jika tidak, maka resiko pesan tidak sampai menjadi sangat tinggi. Jika Anda memerlukan respons cepat dan urgensinya tinggi maka jangan gunakan sosial media tapi berbicaralah langsung baik melalui tatap muka atau paling tidak melalui telpon langsung. Ada seorang teman saya yang begitu malas menelepon dan terbiasa berkomunikasi via Whatsapp. Pada saat genting sekalipun, tetap saja tidak menelepon langsung, alhasil berlalunya waktu, pesan tidak terbaca oleh orang yang bersangkutan sementara keputusan sudah harus diambil. Pesan bisa menjadi basi dan tidak lagi disampaikan di saat yang tepat.
2. Isi Pesan
Perhatikan isi pesan, usahakan sejelas mungkin pesan disampaikan. Dalam hal ini penting untuk pemilihan kata yang Anda gunakan, jangan gunakan tendensi negatif agar tidak salah paham. Contoh kalimat dengan tendensi negatif misalnya: murah vs hemat; dan lainnya.
3. Pengetahuan
Memiliki pengetahuan yang memadai seputar apa yang akan disampaikan. Berkomunikasi dengan pengertian dibandingkan dengan tanpa pengertian tentu akan sangat berbeda. Bila ada pengertian, ada wawasan, ada ilmu pengetahuan yang mendasari maka pastilah akan semakin “nyambung”.
4. Hindari noise
Noise bukan hanya sebuah kebisingan yang mengganggu begitu saja. Tapi adanya noise bisa mengakibatkan orang kehilangan fokus dan bisa mengakibatkan pesan “tidak clear” dan pada akhirnya sulit untuk memahami apa yang dikomunikasikan pengirim pesan.
5. Pemilihan respons yang tepat
Respons yang tepat sangat penting karena sebuah respons adalah suatu komunikasi balik kepada pengirim pesan. Jika respons tidak tepat maka kesalahpahaman dipastikan terjadi! Seringkali respons yang tidak tepat juga dipengaruhi oleh tanda baca, intonasi, bahasa non verbal seperti gesture, posture, tatapan wajah dan sebagainya. Penggunaan bahasa non verbal dengan tepat akan sangat berperan menolong komunikasi yang baik.
Jika distorsi dalam berkomunikasi berhasil diatasi maka selanjutnya adalah tingkatkanlah skill Anda dalam berkomunikasi. Semoga menjadi “a good communicator”.