Beralih dari Family Business Management
Fadjar Ari Dewanto, Coordinating Partner of Business Advisory
=====================================================================================================================
Sembari minum kopi di Sahid Hotel, pagi itu saya bertemu dengan pemilik perusahaan pupuk yang masih belum besar omzet jualannya. “Omzet saya baru 2.000 ton setahun pak”, demikian diucapkannya. Pemilik perusahaan yang berlokasi di daerah Banyuwangi ini merupakan rekanan sebuah pabrik pupuk besar di Jawa. Ia memang sengaja mengajak saya berdiskusi sehubungan dengan besarnya order yang saat ini diperolehnya, yaitu sembilan kali lipat lebih besar dari angka tahunannya, atau sebesar 18.000 ton per tahun.
Meningkatnya permintaan pada perusahaan keluarga ini tentu saja memberikan kegembiraan pada seluruh keluarga. Setelah pembicaraan bersama dengan keluarga besar, maka disimpulkan bahwa mereka memerlukan mesin dan lahan lebih besar untuk berproduksi. Tetapi sangat disayangkan bahwa mereka belum memiliki dana yang cukup untuk membeli semua kebutuhan yang ada.
Mencermati situasi yang ada, salah seorang anggota keluarga yang mengerti business management, langsung mengajukan usul untuk melakukan perubahan manajemen dari Family Business Management ke Modern Business Management. Tujuannya agar perusahaan mampu menangani permintaan yang besar tanpa turunnya kualitas dan kecepatan kerja.
Family Business Management ke Modern Business Management
Pada tahap awal sebuah bisnis, manajemen dengan pendekatan keluarga tidaklah buruk, kepercayaan yang kuat di antara anggota keluarga akan menghilangkan silo effect yang menjadi halangan untuk bisa bersinergi. Jalur keuangan yang biasanya ditangani oleh satu orang, membuat penggunaan keuangan menjadi sederhana dengan kendali yang sangat kuat. Juga penerapan nilai-nilai perusahaan mudah dilakukan sebab umumnya keluarga memiliki nilai yang sama. Fungsi kepemimpinan dalam bisnis yang dikelola keluarga sangat kuat dan memiliki legacy yang sangat jelas kepada generasi berikutnya. Jadi tidak sepenuhnya bisnis keluarga ini kalah baik dibandingkan bisnis yang dikelola secara modern. Menurut saya, justru bisnis keluarga di tahap awal atau pada batas kendali manajemen yang masih sanggup melayani pasar terasa akan lebih efisien dan efektif. Tetapi, dalam kasus perusahaan yang akan berkembang 9 kali lipat ini, tentu memerlukan penerapan Modern Business Management. Hal ini disebabkan kekuatan keluarga untuk mengendalikan operasional perusahaan sudah di luar kapasitas yang ada.
Sederhananya, dengan Modern Business Management, terjadi pembagian pekerjaan dalam organisasi, dari single command organization menjadi multi command organization.
Perusahaan pupuk yang saya tangani sebagai contohnya. Perusahaan ini memerlukan perubahan kendali manajemen kepada pihak luar keluarga yang memiliki kapabilitas professional di bidangnya. Karena itu, saya menyarankan untuk manajer pabrik berasal dari orang yang memiliki pengalaman pengelolaan pabrik.
Multi Command Organization pada Perusahaan Keluarga
Sekalipun demikian, tidak berarti bahwa pabrik harus kehilangan kepemilikan oleh keluarga. Multi command organization tetap bisa terjadi dengan kepemilikan yang tunggal oleh keluarga. Perubahan administrasi organisasi sudah tentu akan terjadi, sebab adanya penataan organisasi yang dibuat berjenjang. Masuknya professional management membuat pembatasan wewenang dan semua yang dilakukan dicatat dan semua yang dicatat dalam standar perusahaan pasti dilakukan. Ketika perusahaan diubah seperti itu, perusahaan akan bergerak dengan kapasitas yang lebih besar, sebab semuanya akan bergerak seperti ban berjalan, dengan mutu yang dijaga. Perubahan ini akan meningkatkan kepercayaan pihak ketiga di luar perusahaan, pemberi pinjaman, atau penyertaan modal berani bekerjasama dengan perusahaan.