Anda Gagal? Anda Harus Menjadi Seorang yang Resourceful!
Ruth Berliana/ Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting (2 Juli 2020)
=================================================================================================================
Saya yakin bahwa semua orang pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya dan kali ini saya ingin membahas mengenai kegagalan dalam sebuah tugas yang Anda kerjakan baik dalam perencanaan, dalam penjualan, atau sebuah proyek yang Anda lakukan. Sering kali masalah finansial, waktu, tenaga, atau skill menjadi alasan dari sebuah kegagalan. Saya tidak punya cukup waktu, saya tidak mempunyai koneksi, tidak ada kesempatan untuk saya, atau dana yang saya butuhkan tidak memadai, serta segudang alasan lainnya.
Bukan karena Resources tetapi karena Tidak Resourceful
Baik finansial, waktu, tenaga, skill atau pun koneksi serta beberapa hal lainnya, itu semua merupakan resources atau sumber daya. Ini seringkali menjadi alasan dari ketidakberhasilan yang seakan membenarkan kita bahwa wajar saya mengalami gagal. Jika kita hanya bergantung pada apa yang kita miliki, maka ada segudang alasan yang akan menggiring kita pada sebuah kegagalan. Untuk mereka yang seperti ini, adalah wajar jika mereka kandas di tengah jalan.
Mencoba mengaitkan pada situasi sekarang ini, mungkin ada beberapa kondisi yang terjadi dengan berbagai alasan. Mengapa restaurant itu tutup? Wajar, tidak ada lagi yang mau makan di situ. Mengapa toko pakaian itu gulung tikar? Wajar, siapa yang akan belanja baju pada masa sekarang ini? Mengapa travel agent itu berhenti beroperasi? Ya, wajarlah, siapa yang mau traveling? Memang selama 3 bulan kita ada pada masa pandemi ini, bisa kita lihat banyak yang terpaksa harus tutup. Beberapa usaha yang tetap berjalan lancar seperti bisnis yang terkait dengan kesehatan, alat-alat kesehatan, sembako, hiburan, pelatihan online.
Namun demikian saya ingin membahas bahwa sebenarnya bukan masalah resources maka seseorang menjadi gagal namun bagaimana pada kenyataannya mereka tidak resourceful enough untuk dapat mempertahankan keberlangsungan hidup mereka.
Resourceful Human adalah si Problem Solver
Secara harafiah resourceful dapat diartikan sebagai banyak akal serta memiliki persamaan arti dengan kata berbakat, kreatif, dan cerdas. Lalu yang menjadi lawan katanya adalah unimaginative. Sedangkan resourceful human adalah orang yang memiliki banyak akal atau banyak ide, serta having the ability to find quick and clever ways to overcome difficulties. Dengan kata lain, ia adalah seorang problem solver.
Saya ingin menggaris bawahi bahwa mereka yang termasuk dalam resourceful human dalam berbagai kondisi telah berhasil bertahan. Ada beberapa startup yang secara berani melakukan perubahan pada produk serta layanannya selama masa pandemi ini dan berdampak pada semakin berkembangnya bisnis yang ditekuninya. Belum lagi jika kita mengamati kehidupan sosial media sekarang ini yang penuh sekali dengan banyak konten yang dihasilkan para creator entah apa itu bentuknya. Dari yang iseng-iseng sampai yang benar-benar menghasilkan uang. Itu ramai sekali.
Sehingga bagi mereka yang resourceful, kondisi pandemi ini justru mendatangkan hal-hal yang positif dalam berbagai aspek, termasuk bagaimana para pebisnis melakukan terobosan-terobosan pada beberapa bulan terakhir ini. Ternyata mereka yang resourceful dapat mengubah permasalahan yang ada menjadi sebuah kesempatan untuk berkembang.
Menjadi resourceful human pada masa-masa sulit, akan sangat menguntungkan. Bukan hanya bagi para pebisnis, namun Anda yang ingin keluar dari comfort zone, dapat melakukannya.
Jika saat ini, Anda masih bekerja dari rumah dan Anda bukanlah seorang yang resourceful, maka sudah dapat dipastikan bahwa hari-hari Anda akan sangat membosankan dan Anda akan menjadi tidak produktif. Atau bila Anda sekarang sudah mulai bekerja dari kantor dengan segudang protokol yang harus diikuti, maka jika mereka yang tidak resourceful enough sudah dapat dipastikan tidak akan menjadi seorang yang di atas rata-rata.
Tiga Hal untuk menjadi Resourceful Human
Zaman memang sudah berbeda. Jika Anda tidak memutuskan untuk menjadi seorang yang resourceful, maka bersiaplah untuk ketinggalan, untuk tersingkir, untuk tertindas. Begitu juga sebaliknya, jika semua karyawan yang dimiliki sebuah organisasi, sebuah perusahaan adalah resourceful human, maka dapat dipastikan perusahaan atau organisasi tersebut akan survive bahkan terus berkembang, sebab seorang yang resourceful akan sangat adaptif dengan perubahan yang ada.
Ada banyak cara untuk dapat menjadi resourceful dan tiga hal ini dapat menolong Anda pada masa-masa ini:
1. Open minded
– Mereka akan terbuka untuk segala kesempatan, saran, ide, dan tidak mau ada dalam comfort zone.
– Mereka yang creative dan berpikir out of the box
Untuk hal ini, maka sama sekali tidak bergantung pada resources yang ada. Tidak bergantung pada situasi dan kondisi.
2. Adaptive dan improvise
Beradaptasi haruslah disertai dengan improvisasi, sebuah kreatifitas yang akan membuat semakin maju. Seorang pelembar lembing dari Kenya, Julius Yego dikenal sebagai “Mr. Youtube”. Ia tidak memiliki resources untuk menjadi atlet yang berhasil, karena keterbatasannya. Ia tidak punya pelatih, dia tidak punya klub untuk berlatih, namun ia tidak kehabisan akal. Dia pergi ke warnet beberapa kali dalam seminggu untuk melihat segala teknik melempar lembing dari youtube yang kemudian akan dipraktekkannya pada keesokan harinya dan begitu seterusnya. Selain itu ia terus melakukan improvisasi. Setelah beberapa tahun berlatih dengan metode tersebut, pada tahun 2011 dia mulai menjuarai kejuaraan di Afrika hingga pada tahun 2015 dia menjadi juara dunia.
3. Persistence
Semua yang Anda tekuni tanpa sebuah ketekunan, tidak akan berhasil. Milikilah sebuah keinginan yang kuat dan lakukanlah dengan ketekunan serta tidak gampang menyerah.