Pentingnya Laporan Keuangan bagi Perusahaan Start-up

By: | Tags: | Comments: 0 | January 13th, 2020

Endah Caratri/Partner in Financial, Accounting & Tax Services
=====================================================================================================================
Perusahaan rintisan (start-up) harus memperhatikan kualitas laporan keuangan yang dimiliki agar bisa dilirik investor. Bagaimanapun sebagai perusahaan start-up harus memiliki pencatatan laporan keuangan yang menunjukkan bagaimana kondisi pembukuan awalnya. Mereka dapat memastikan apakah pencatatannya sudah benar. Apakah mereka sudah punya sistem untuk mencatat transaksi keuangan? Apakah mereka bisa membuat laporan dengan baik? Semua pertimbangan ini penting untuk dilengkapi oleh setiap perusaaan start-up. Laporan keuangan yang baik adalah modal dasar awal bagi para pelaku usaha rintisan.

Bagi seorang investor pastinya enggan untuk menginvetasikan uang mereka kepada perusahaan yang tidak memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan penyusunan laporan keuangan. Salah satu kriteria yang penting bagi suatu perusahaan start-up adalah memiliki pencatatan laporan keuangan yang baik. Ketika sebuah perusahaan start-up sudah memiliki pembukuan yang baik, maka para calon penanam modal akan mendapatkan bayangan bagaimana kinerja perusahaan pada masa awal dari perintisan mereka. Laporan keuangan itu penting sebagai basis penghitungan prospek dan proyeksi ke depan. Sehingga ketika seorang investor menyetujui untuk menanamkan modal dan di masa mendatang ada kebutuhan untuk menambah kapasitas sumber daya manusia (SDM) atau fasilitas seperti gedung, maka proyeksi laporan keuangan ini bisa dipakai menjadi acuan untuk pengambilan keputusan yang harus dilakukan.

Hal yang penting diperhatikan lagi adalah sisi non keuangan yang dapat diukur dan dikaitkan dengan uang di masa mendatang. Potensi pasar ke depan harus menjadi instrumen dalam penghitungan nilai suatu perusahaan yang menjadi acuan bagi investor. Contohnya adalah Gojek, Tokopedia, atau Traveloka. Jangkauan pasar yang bisa kita estimasi adalah total transaksinya, jumlah pelanggannya, berapa banyak customer yang masuk, berapa order yg terjadi dan rata-rata nilai transaksi per hari. Semua itu merupakan hal-hal penting di luar laporan keuangan.

Di era revolusi Industri 4.0 ini jumlah pengguna/user menjadi patokan yang paling penting. Karena untuk menghitung value bisnis digital start-up bisa dihitung dari jumlah pengguna atau users-nya. Misalnya, jika untuk satu user itu dinilai tujuh dollar dengan asumsi jumlah pemakai Gojek sejumlah 2 juta orang, maka value bisnisnya senilai 14 juta dollar. Tinggal yang menjadi permasalahan apakah jumlah dari user itu bisa masuk laporan keuangan? Hal itu masih menjadi perdebatan.

Dalam Era Revolusi Industri 4.0 mengharuskan kita untuk berinovasi dan berdaptasi untuk bisa bertahan. Dalam waktu yang relatif singkat aplikasi Gojek dan Grab mampu mengalahkan nilai ekonomi yang dimiliki oleh Bluebird atau penyedia jasa armada taksi konvensional yang sudah berdiri bertahun-tahun sebelumnya. Padahal, mereka tidak punya satupun kendaraan sebagai armadanya.

Apabila kedua hal tadi sudah dipenuhi, maka tinggal menunggu waktu saja untuk investor datang dan menanamkan modal. Penting untuk kerjasama dengan konsultan dan akuntan publik untuk lakukan pembukuan dengan benar dan memetakan kebutuhan di masa mendatang. Dalam Era Revolusi Industri 4.0 ini akuntan tidak lagi hanya menjadi pencatat tapi juga sebagai penilai.

Dengan demikian, dengan adanya peningkatan atau perubahan model bisnis dan ekonomi saat ini dapat menyebabkan prinsip dan model kerja seorang akuntan menjadi berubah.

Leave a Reply