Meninjau Ulang Traditional Performance Management
Ruth Berliana/ Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group
=====================================================================================================================
Apa yang Anda ketahui mengenai Performance Management? Sudah tentu bagaimana perusahaan memberikan penilaian pada Anda di awal tahun, pertengahan, dan akhir tahun. Lalu berdasarkan penilaian tersebut, maka akan ditentukan apakah Anda akan mendapatkan promosi, kenaikan gaji, serta besaran bonus Anda, maka semua orang akan sangat mengagung-agungkan Performance Management. Saya ingat dalam sebuah kesempatan seorang klien menceritakan bagaimana ia pernah dengan sangat terpaksa meninggalkan pelanggan yang sedang dilayaninya demi memenuhi panggilan sang atasan yang hanya memiliki waktu sangat singkat untuk membahas performance appraisal yang harus segera di-submit pada hari itu. Alih-alih mendapatkan nilai margin oleh karena keputusan sepihak sang atasan, maka lebih baik dia mengorbankan kepentingan sang pelanggan yang berada di hadapannya. Dengan sangat berat hati, ia pun meminta si pelanggan untuk menunggu sejenak sampai ia kembali lagi seusai menemui sang atasan.
Namun, tahukah Anda bahwa pada kenyataannya, Performance Management tidak lagi mengambil porsi yang sangat menentukan bagi beberapa perusahaan besar dewasa ini? Hal ini disinyalir bahwa Performance Management pada kenyataannya tidak terlalu berpengaruh pada employee engagement bahkan tetap saja dapat menimbulkan turnover yang tinggi. Saya tidak mengatakan bahwa Performance Management tidak lagi menjadi sesuatu yang penting namun beberapa perusahaan mulai memodifikasinya.
Saya pernah membaca dalam sebuah ulasan di Business Insider bagaimana Ellyn Shook yang menjabat sebagai Chief Leadership & Human Resources Officer di Accenture menyatakan bahwa mereka meminimalkan pertemuan tradisi saat mereka membahas rating satu per satu karyawan dan menggantikannya dengan melakukan coaching. Wah, saya ingat sekali bilamana pertemuan membahas rating pada performance management ini dilakukan. Hal ini bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari hanya untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan nilai excellent, siapa yang berhak mendapatkan good, dan seterusnya. Lalu apakah hasilnya? Semuanya akan tertuang dalam promosi, kenaikan gaji, dan bonus.
Namun tahukah Anda, bahwa hal terpenting bukanlah saat melakukan penilaian namun bilamana Anda melakukan coaching secara intensif kepada tim Anda hingga menghasilkan prestasi yang gemilang. Namun seberapa banyak dari Anda mau menghabiskan waktu Anda untuk melakukan coaching pada tim Anda? Bahkan bagi beberapa orang, coaching bukanlah sebuah prioritas sebab hanya akan menyita banyak waktu Anda bahkan lebih miris lagi bila Anda menggunakan kata “membuang” waktu Anda.
Mengintip lebih dalam apa yang dilakukan Accenture, perusahaan besar dengan 442,000 karyawan ini (sumber: Accenture.com), berpendapat bahwa menggantikan kinerja seseorang hanya dengan sebuah angka? Untuk hal ini, saya pernah memiliki pengalaman bagaimana seorang karyawan yang sudah merasa banting tulang dalam pekerjaannya kemudian harus puas dengan performance good sedangkan karyawan yang lain pada level yang sama dengan kinerja yang sama dapat memperoleh performance excellent yang kemudian hal ini menjadi sebuah kejadian yang berbuntut pada pembahasan berikutnya. Saya rasa, Anda mungkin juga pernah mengalami hal yang sama. Lalu bagaimana Accenture melakukan penilaian mereka? Accenture lebih memilih untuk fokus kepada pemberian umpan balik dalam setiap assignments. Tidak hanya setelah setahun seorang anggota tim mengikuti Anda, lalu kemudian pada akhir tahun maka Anda baru akan memberikan penilaian. Tahukah Anda bahwa hal yang bias sering kali dapat terjadi pada penilaian tahunan. Ketika seorang anggota tim melakukan kesalahan pada akhir tahun, maka hal ini dapat menutupi semua performance baik yang dia miliki sepanjang tahun dan begitu juga sebaliknya.
Dengan memberikan penilaian serta umpan balik pada setiap assignment tentu saja akan terdengar lebih fair bagi semua karyawan.
Bersambung