When a Problem is not a Problem Anymore
Vera Herlina, Partner of Management and Technology Services
=====================================================================================================================
Apakah yang selalu dihindari orang dan selalu tidak diharapkan kehadirannya? Problem! Ya betul, problem. Mana ada orang yang senang ditimpa persoalan? Sedapat mungkin persoalan akan dihindari dan tidak akan dicari-cari. Sedapat mungkin hidup ini bebas dari persoalan dan terbayanglah hari-hari tanpa persoalan atau masalah, maka itulah hari-hari yang bahagia. Benarkah?
Namun saya tertarik dengan ucapan Stephen Covey yang mengatakan bahwa “the way we see the problem is the problem”. Menurut saya ungkapan ini benar. Ketika masalah datang, bagaimanakah Anda memandangnya? Ngeri? Maka, semakin Anda terbelit dengan permasalahan. Takut? Maka, semakin besar persoalan itu bagi Anda. Semakin Anda memandangnya seperti gunung besar yang mustahil diselesaikan, maka sudah tentu akan semakin hilang kepercayaan diri Anda untuk menyelesaikannya.
Bagaimana sebuah masalah, benar-benar tergantung cara pandang seseorang. Suatu keyakinan yang kuat di dalam diri saya bahwa masalah tidak perlu disesali berlebihan bila ia datang, diterima saja kenyataan yang ada, tidak perlu mengeluh, tidak perlu menggerutu. Pandanglah bahwa ada hal baik yang akan terima dibalik suatu masalah. Ada peluang, ada kesempatan, ada pelajaran berharga, ada pendewasaan, ada kekayaan hikmat di balik suatu masalah yang terjadi.
Ketika Anda salah memandang suatu masalah atau persoalan yang timbul maka itu adalah masalah yang sebenarnya. Sebab dengan demikian masalah menjadi seolah-seolah suatu bencana besar yang tidak dapat atau hampir tidak dapat Anda tanggulangi. Anda penuh dengan pikiran negatif dan hal ini menjadi suatu tekanan tersendiri bagi jiwa Anda. Menimbulkan stress hingga depresi dan akhirnya berbuah menurunnya kesehatan fisik dan jiwa Anda. Semakin sulit lagi akhirnya untuk menyelesaikan masalah awal.
Milikilah mindset bahwa sebuah masalah selalu memiliki “opportunity” yang akan Anda peroleh dalam berbagai bentuk. Dalam artikel saya sebelumnya saya membahas tentang kebiasaan mengungkapkan syukur. (Baca: The Power of The Grateful Brain). Dapatkah Anda bersyukur saat masalah datang? Jika Anda mulai mensyukuri semua kondisi yang Anda terima, barulah Anda dapat melihat sisi lain, yaitu sisi positifnya! Sisi positif inilah yang disebut dengan opportunity tadi.
Ada satu lagi quote Steven Covey yang sangat mengubah mindset, “Effective people are not problem minded, they are opportunity minded. They feed opportunities and starve problems.” Setuju dengan pernyataan ini, bahwa tidak perlu takut pada problems sebaliknya justru kita lapar problems. Kita senang kalau ditemukan masalah sebab itu berarti dibaliknya akan ada peluang. Hal ini seru sebab Anda harus mencari dan menemukan peluang itu. Namun memulainya tentu harus dengan keyakinan lebih dulu bahwa peluang itu ada!
Saya menemukan bahwa ketika orang-orang menganggap masalah bukan lagi masalah maka pintu kepada solusi dan menemukan peluang pun terbuka!